Daur Hidup Fasciola Hepatica atau Cacing Hati, Penjelasan, dan Gambarnya

Daur Hidup Fasciola Hepatica atau Cacing Hati, Penjelasan, dan Gambarnya - Daur Hidup Fasciola hepatica - Cacing hati (Fasciola hepatica) merupakan salah satu penyebab menurunnya produktivitas peternakan sapi dan kambing di seluruh dunia. Selain itu, cacing hati juga dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan pencernaan pada manusia. Cacing ini memang dapat menginfeksi hati seluruh mamalia, terutama hewan memamah biak (ruminansia). Cacing Fasciola hepatica ini berlaku sebagai parasit dengan menghisap nutrisi dari hati hewan untuk dapat hidup dan meneruskan daur hidupnya. Nah, pada artikel kali ini, secara lengkap kami akan membahas tentang organisme ini mulai dari ukuran, sifat, hingga daur hidupnya.

Sebelum membahas tentang daur hidup Fasciola hepatica, terlebih dahulu mari kita pahami bagaimana bentuk dan ukuran dari organisme ini.

Daur Hidup Fasciola Hepatica
Cacing hati mempunyai ukuran tubuh yang cukup besar yaitu panjang antara 2,5 sd 3 cm dan lebar antara 1 sd 1,5 cm. Cacing Fasciola hepatica berlaku sebagai parasit pada hati hewan, terutama hewan memamah biak. Dalam satu hati sapi yang terinveksi biasanya terdapat cacing fasciola hepatica dalam jumlah > 200 ekor.

Daur Hidup Fasciola Hepatica atau Cacing Hati, Penjelasan, dan Gambarnya

Tubuh cacing hati dilapisi oleh lapisan kutikula yang bermanfaat untuk menjaganya agar tidak rusak saat masuk ke pencernaan inangnya. Selain itu, cacing ini juga mempunyai mulut yang berfungsi sebagai alat hisap nutrisi pada hati inangnya. Nutrisi tersebut digunakan cacing hati untuk dapat bertahan hidup.

Untuk mempertahankan kelangsungan generasinya, cacing hati juga melakukan perkembangbiakan melalui suatu siklus yang cukup rumit. Sama seperti serangga, siklus atau daur hidup Fasciola hepatica alias cacing hati ini dimulai dari fase telur. Nah, berikut ini akan kami jelaskan secara runut daur hidup tersebut persis seperti gambar alur di bawah ini.

Daur Hidup Fasciola hepatica - Cacing hati

1. Telur Cacing Hati
Persis seperti cacing lainnya, cacing hati juga bersifat hermaprodit. Ia dapat membuahi dirinya sendiri untuk berkembang biak tanpa membutuhkan pasangan. Dalam sekali pembuahan, cacing hati dapat menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat fantastis, yakni sekitar > 100.000 butir telur. 

Telur-telur yang dihasilkan dari proses pembuahan cacing hati akan disalurkan ke empedu untuk dapat melewati usus dan anus sehingga bercampur dengan feses atau kotoran sapi. Pada tahap selanjutnya, sesaat setelah keluar dari pencernaan sapi (kondisi feses masih basah), telur-telur cacing hati ini kemudian siap menetas dan menjadi larva. Periode waktu yang dibutuhkan mulai fase inveksi hingga menetasnya telur adalah sekitar 8 sd 12 minggu.

2. Larva
Larva cacing hati disebut dengan istilah mirasidium. Mirasidium alias bayi cacing hati yang bergumul bersama kotoran sapi akan terbawa hujan melalui siklus air hingga sampai ke sungai. Di sungai, mirasidium akan mencari inang baru. Sasaran utamanya adalah para moluska terutama siput air dan keong-keongan. Mereka akan masuk ke dalam tubuh siput, mengalami perkembangan, dan bertransformasi menjadi 3 bentuk yaitu Sporocysts, Rediae, dan Serkaria. Lama yang dibutuhkan fase larva atau mirasidium ini adalah sekitar 10 sd 12 hari.

3. Serkaria

Di antara ketiga bentuk transformasi mirasidium, serkaria-lah yang bertugas untuk meneruskan daur hidup Fasciola hepatica. Ia akan bergerak seperti kecebong menuju rerumputan atau dedaunan di pinggiran sungai. Di rerumputan sekitar tempat yang lembab dan basah itulah cercaria tinggal dan bertransformasi membentuk kista atau yang dikenal dengan istilah metaserkaria. Lama periode yang dibutuhkan serkaria menjadi metaserkaria adalah sekitar 5 sd 7 minggu.

4. Metaserkaria

Metaserkaria yang terdapat di rerumputan merupakan bentuk infeksi sejati dari cacing hati. Semua mamalia yang memakan rerumputan (hewan herbivora) tersebut akan terinfeksi cacing ini, termasuk sapi, kambing, bahkan manusia. Infeksi yang disebut fascioliasis ini dapat terjadi jika rerumputan tersebut tidak diolah dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum dimakan.

5. Cacing Hati Dewasa

Nah, setelah masuk ke dalam sistem pencernaan melalui konsumsi rerumputan, metaserkaria akan keluar dari kista dan berubah menjadi cacing hati dewasa. Cacing dewasa ini kemudian akan menembus dinding usus, menuju rongga perut, dan mengincar hati sebagai inang barunya. Cacing dewasa akan bereproduksi menghasilkan telur-telur baru yang akan menjadi agen dalam melanjutkan daur hidup Fasciola hepatica alias si cacing hati.

Nah, dari penjelasan mengenai daur hidup Fasciola hepatica alias si cacing hati di atas, dapat kita simpulkan beberapa hal, diantaranya yaitu:

  • Daur hidup Fasciola hepatica dimulai dari fase Telur > Larva > Serkaria > Metaserkaria > Cacing hati dewasa.
  • Infeksi cacing hati dapat terjadi pada 2 fase perkembangan, yaitu pada fase serkaria dan fase metaserkaria. Keduanya hanya mungkin terjadi jika organisme seperti hewan memamah biak dan manusia memakan rerumputan tanpa membersihkan dan mengolahnya terlebih dahulu. Oleh karena itu, agar hati kita tidak ikut terinfeksi cacing ini, sebaiknya sebelum memakan sesuatu kita harus memperhatikan kehigienisannya terlebih dahulu.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Daur Hidup Fasciola Hepatica atau Cacing Hati, Penjelasan, dan Gambarnya"

Posting Komentar